Kau bukan hanya mentari un tukku, tapi kau juga mentari
untuk ibuku, kakakku, dan adikku. Yang tiada henti menerangi kami ketika kami dalam kegelapan.
Mendekap kami ketika kami merasa kedinginan. Menghapus airmata kami ketika
butiran lembut itu mengalir di wajah kami.
Tak pernah terlontar keluh dari mulutmu. Padahal ku lihat
jelas gurat kelelahan yang menghias wajahmu. Tak pedulu berapa tenaga yang
terkuras, tak peduli berapa butir keringat yang mengucur, tak peduli berapa
cercaan orang yang kau terima. Kau tetap gigih berjuang untuk kami. Agar kami
mendapat kehidupan yang layak. Tak dipandang sebelah mata.
Bapak, mimpimu kan kujadikan nyata. Tak kan ku kecewakan
dirimu. Aku kan mngejar sukses untukmu. Karna hanya itu yang ku tahu untuk
membahagiakanmu.
Kami mencintaimu, bapak.
Bapakku Tersayang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar